Sekitar 15-17 tahun lalu saya mencoba untuk pertama kalinya produk audiobook dari pionir Audible. Saat itu saya berpikir serius, mungkin ini adalah cara terbaik menaikkan minat "baca buku" orang Indonesia. Orang kita tidak suka membaca, budaya yang lebih mengakar adalah mendengar. Kalau baca buku malas, mengapa tidak coba "mendengar buku"? Tetapi, sekian lama berlalu, saya juga lupa dengan pemikiran itu, hingga saat ini audiobook tetap tidak berkembang di Indonesia.
Saya juga masih ingat sekitar 5 tahun lalu pernah berharap sangat besar bahwa salah satu pionir audiobook Indonesia, namanya Listeno, dapat sukses. Saya lihat perusahaan serius yang didirikan seorang penyiar radio di Jogja ini punya banyak potensi untuk berhasil. Namun tampaknya harapan tinggi itu belum bisa terpenuhi. Lalu apa lagi yang kira-kira bisa dilakukan untuk mendobrak halangan ini? Saya menduga masalahnya adalah pada sulitnya menyediakan audiobook secara massal, murah, tetapi tetap berkualitas. Bisa jadi juga akibat tidak adanya "killer book" karena terkait masalah copyright. Para raksasa penerbit enggan masuk.
Deskripsi Ide
Membuat sebuah platform yang memungkinkan produser indie dapat berkontribusi membuat audiobook sendiri, menyediakannya secara online (bisa gratis atau berbayar); serta para pencari buku dapat mencari dan menemukan audiobook yang sesuai keinginannya, mendengarkannya secara streaming, memberi rating, komentar dan menyebarkannya. Ada masalah yang harus diselesaikan yaitu copyright. Penerbit buku yang bukunya dibacakan pasti memiliki hak untuk mendapat keuntungan. Obstacle ini bisa dicarikan solusinya dengan membuat program kemitraan antara DengarBuku dengan para penerbit. Sama situasinya antara iTunes dengan para record label studio.
Manfaat & Peluang
Kekuatan konsep ini ada pada komunitas yang mendukungnya. Seperti juga platform menulis bareng seperti Kompasiana, pasti butuh waktu untuk tinggal landas. Begitu produser indie yang berkualitas mulai banyak dan aktif produksi, kemungkinan platform ini akan bisa mulai mendapat banyak user. Peluang besar bisa terbuka ketika penerbit besar ikut partisipasi karena file audiobook yang tersedia tidak bisa diunduh tetapi dimainkan streaming. Ini meminimalisir kemungkinan pembajakan.
Catatan: Baca juga konsep ide saya yang berhubungan dengan buku, BacaBareng dan TukarBuku.
Saya juga masih ingat sekitar 5 tahun lalu pernah berharap sangat besar bahwa salah satu pionir audiobook Indonesia, namanya Listeno, dapat sukses. Saya lihat perusahaan serius yang didirikan seorang penyiar radio di Jogja ini punya banyak potensi untuk berhasil. Namun tampaknya harapan tinggi itu belum bisa terpenuhi. Lalu apa lagi yang kira-kira bisa dilakukan untuk mendobrak halangan ini? Saya menduga masalahnya adalah pada sulitnya menyediakan audiobook secara massal, murah, tetapi tetap berkualitas. Bisa jadi juga akibat tidak adanya "killer book" karena terkait masalah copyright. Para raksasa penerbit enggan masuk.
Deskripsi Ide
Membuat sebuah platform yang memungkinkan produser indie dapat berkontribusi membuat audiobook sendiri, menyediakannya secara online (bisa gratis atau berbayar); serta para pencari buku dapat mencari dan menemukan audiobook yang sesuai keinginannya, mendengarkannya secara streaming, memberi rating, komentar dan menyebarkannya. Ada masalah yang harus diselesaikan yaitu copyright. Penerbit buku yang bukunya dibacakan pasti memiliki hak untuk mendapat keuntungan. Obstacle ini bisa dicarikan solusinya dengan membuat program kemitraan antara DengarBuku dengan para penerbit. Sama situasinya antara iTunes dengan para record label studio.
Manfaat & Peluang
Kekuatan konsep ini ada pada komunitas yang mendukungnya. Seperti juga platform menulis bareng seperti Kompasiana, pasti butuh waktu untuk tinggal landas. Begitu produser indie yang berkualitas mulai banyak dan aktif produksi, kemungkinan platform ini akan bisa mulai mendapat banyak user. Peluang besar bisa terbuka ketika penerbit besar ikut partisipasi karena file audiobook yang tersedia tidak bisa diunduh tetapi dimainkan streaming. Ini meminimalisir kemungkinan pembajakan.
Catatan: Baca juga konsep ide saya yang berhubungan dengan buku, BacaBareng dan TukarBuku.
0 Komentar